Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda
Deputi Pengembangan Pemuda
Kementerian Pemuda dan Olahraga
SAMBUTAN
Goethe, seorang filsuf dari Jerman, mengatakan bahwa kita harus senantiasa berubah, memperbarui, meremajakan diri sendiri. Kalau tidak kita akan
mengeras! Mungkin yang dimaksud mengeras diatas adalah bahwa kita tidak berkembang
lagi. Kita berada dalam kondisi stagnant,
tidak berjalan maju. Dan itupun paling tidak menjadi hal yang lebih baik daripada
kita berjalan mundur, dan mentok ke posisi semula.
Terkait dengan kewirausahaan, banyak sekali para
entrepreneur muda kita yang telah berhasil mendirikan dan membangun suatu
usaha, terlihat sulit atau bisa dibilang gagal untuk dapat mengembangkan
usahanya lebih lanjut. Bahkan yang lebih buruk lagi, kondisi ini dapat saja
menjadikan usahanya menjadi mundur dan tutup usia. Coba bayangkan, berapa
banyak curahan waktu, pikiran, dan uang yang telah ia perjuangkan pada saat
pendirian usaha tersebut yang telah terbuang begitu saja. Dan yang tersisapun hanya berupa pengalaman ‘trial and
error’ usahanya. Sikap ini
normal dalam persaingan yang semakin kompetitif, namun sebenarnya pengembangan
usaha dapat dilakukan bila direncanakan dengan baik.
Berkaitan dengan hal tersebut, modul pengembangan
usaha: Merencanakan dan menghitung kelayakan usaha ini disusun sebagai bahan
bacaan bagi para entrepreneur, khususnya kalangan muda yang memerlukan
perubahan dan pengembangan usahanya secara efektif dan efisien. Materi yang dibahas dalam modul ini meliputi bagaimana mempersiapkan pengembangan usaha, menganalisis aspek-aspek perencanaan
usaha, menganalisis peluang usaha, dan menghitung resiko menjalankan usaha. Semoga
Modul ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kewirausahaan pemuda.
Jakarta, Maret 2013
Deputi Pengembangan
Pemuda
Drs. MB. Zubahrum
Tjenreng, M.Si.
PENGANTAR
Pengembangan
Kewirausahaan Pemuda merupakan salah
satu ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat
Indonesia. Tugas untuk pengembangan kewirausahaan pemuda tidak hanya menjadi
tanggungjawab pemerintah atau pemerintah daerah tapi juga tanggungjawab seluruh
masyarakat. Oleh karenanya diperlukan pemahaman yang sama tentang visi, misi,
kebijakan, strategi dan program pengembangan kewirausahaan pemuda .
Melalui
penerbitan berbagai modul-modul dan refensi
yang diinisiasi oleh kementerian pemuda dan olahraga diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang sama kepada seluruh stake holders dalam rangka
pengembangan kewirausahaan pemuda. Sehubungan dengan hal tersebut saya
menyambut baik di terbitkannya modul-modul kewirausahaan yang bersifat teknis
sebagai referensi bagi pihak-pihak terkait dalam mengembangkan kewirausahaan
pemuda.
Kehadiran modul
”Pengembangan Usaha, Merencanakan dan menghitung Kelayakan Usaha ” ini perlu
mendapatkan apresiasi yang memadai, oleh karenanya penghargaan patut
disampaikan kepada Asdep kewirausaan Pemuda
bersama tim penyusun yang telah menyelesaikan modul ini. Semoga kerja
keras dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini mendapatkan
balasan dengan pahala yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Jakarta, Maret 2013
Asisten
Deputi Kewirausahaan Pemuda
Drs.
Ponidjan, M.Pd.
DAFTAR ISI
PENGANTAR............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................ 3
BAB I. PERUBAHAN UNTUK BERKEMBANGNYA USAHA......................... 4
Pentingnya
Perubahan........................................................................................... 4
Mengidentifikasi
Peluang Mengembangkan Usaha.......................................... 5
Memahami
Kebutuhan Pelanggan....................................................................... 7
BAB II. EVALUASI UNTUK MENGEMBANGKAN USAHA............................. 9
Pentingnya
Evaluasi................................................................................................ 9
Jenis
dan Unsur Evaluasi....................................................................................... 10
BAB III. METODE PENGAMBANGAN USAHA.................................................. 13
Metode
Intensifikasi.................................................................................................. 13
Metode
Ekstensifikasi............................................................................................... 15
BAB IV. ANALISIS ASPEK PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA. 17
Pembiayaan,
Pendapatan, dan Penyusutan....................................................... 17
Menilai
Kelayakan Usaha....................................................................................... 20
PENUTUP.................................................................................................................. 23
BAB I
PERUBAHAN UNTUK BERKEMBANGNYA USAHA
1.1.
Pentingnya Perubahan
Apabila kita berbicara mengenai
pengembangan tentu saja berkaitan erat juga dengan apa yang dinamakan perubahan. Kita semua tahu bahwa pengembangan
pastilah akan menghasilkan suatu perubahan. Goethe, seorang filsuf dari
Jerman, mengatakan bahwa kita harus senantiasa berubah, memperbarui, meremajakan diri sendiri. Kalau
tidak kita akan mengeras!
Mungkin yang dimaksud mengeras
diatas adalah bahwa kita tidak berkembang lagi. Kita berada dalam kondisi stagnant, tidak
berjalan maju. Dan itupun paling tidak menjadi hal yang lebih baik daripada kita berjalan mundur, dan mentok ke posisi
semula.
Berkaitan dengan hal tersebut,
banyak sekali para entrepreneur kita yang telah berhasil mendirikan dan
membangun suatu usaha, terlihat sulit atau bisa dibilang gagal untuk dapat
mengembangkan usahanya lebih lanjut. Bahkan yang lebih buruk lagi, kondisi ini
dapat saja menjadikan usahanya menjadi mundur dan tutup usia. Coba bayangkan,
berapa banyak curahan waktu, pikiran, dan uang yang telah ia perjuangkan pada
saat pendirian usaha tersebut yang telah terbuang begitu saja. Dan yang tersisapun hanya berupa
pengalaman ‘trial and error’ usahanya. Sampai poin ini, Anda jangan buat kesimpulan terlebih
dahulu!
Nah, sekarang bayangkan pula apabila
kondisi ini terjadi pada diri Anda dan usaha yang telah Anda lakukan saat ini. Mungkin
bagi Anda yang baru akan memulai suatu usaha, sudah akan merasa ill feel atau mati rasa untuk
meneruskan semangat Anda yang tadinya begitu menggebu-gebu
dengan angan-angan keberhasilan. Tapi bagi Anda yang sejauh ini memang sudah
menjalankan usaha, tampaknya memang perlu ‘treatment’ pembelajaran
mengenai bagaimana usaha Anda itu agar dapat
berjalan smooth kedepan tanpa dihantui rasa takut yang tidak
beralasan. “Ingat, Entrepreneur nggak ada matinya untuk terus
belajar!”
1.2.
Mengidentifikasi Peluang Mengembangkan Usaha
Jangan matikan segala mimpi dan
semangat bagi Anda yang akan memulai maupun yang telah menjalankan usaha. Yang
diperlukan oleh Anda adalah begaimana Anda dapat menyadari bahwa Anda perlu memperhatikan banyak hal untuk mengembangkan
usaha Anda.
Coba sekarang kita urut
perkembangan Anda sampai saat ini. Visi, misi, tujuan, dan citacita adalah poin pertama yang kudu’
atau wajib dipegang oleh seorang entrepreneur yang ingin menjalankan suatu usaha secara fokus dan terarah.
Selanjutnya, Anda membentuk tim yang berisikan ‘bibit unggul’ yang dapat
bekerja serba sistem dan kompak. Tim Anda tersebut selanjutnya mengejawantahkan misi, tujuan, dan cita-cita kedalam
‘business plan’ sebagai cara untuk
merealisasikan angan-angan usaha. Kemudian konkritnya, Usaha pun terbentuk dan menjalani masanya selama beberapa waktu. Tapi, apa
yang terjadi? Sekarang misalkan usaha anda ‘stuck’. Apa ya kira-kira
yang salah dari ‘business plan’ Anda?
Tentunya Anda pernah mendengar yang namanya peluang atau opportunity
kan? Bahkan sebelum anda memasukkan
suatu ‘business plan’ biasanya Anda pun sudah bisa melihat dan menangkap peluang untuk dijadikan
‘bisnis’. Jadi, Kira-kira apa sih peluang itu sebenarnya?
Zimmerer dan Scarborough (2005)
menjelaskan bahwa peluang itu adalah seperangkat pilihan-pilihan eksternal yang
bersifat positif dimana sebuah usaha atau perusahaan dapat memanfaatkannya agar dapat mewujudkan misi, tujuan, dan
cita-citanya.
Sudah agak jelas? Baik kalau begitu
kita akan memahami lebih jauh lagi. Apakah peluang itu ada pada saat membangun
usaha? Atau mungkinkah dapat juga dilakukan setelah usaha berjalan? Isi kedua pertanyaan tersebut adalah
tepat. Peluang berada pada fase awal dan fase berjalan. Namun hal ini memiliki konteks yang
berbeda. Peluang pada fase awal cenderung lebih kepada bagaimana Anda dapat meraih
pelanggan atau pasar yang Anda tuju. Tetapi pada fase berjalan adalah lebih kepada bagaimana Anda
dapat meneruskan atau mempertahankan pelanggan untuk mengembangkan usaha Anda yang telah dikenal oleh
pelanggan.
Seringkali masalah yang timbul dalam
usaha membuat Anda tidak dapat berpikir secara jernih dan Anda pun keluar dari jalur angan-angan Anda
yang telah digariskan sebelumnya. Hal ini
makin diperparah ketika Anda tidak mampu melihat dan menangkap peluang yang ada
disekitar Anda. Sehingga Anda pun masuk dalam zona ‘stuck’.
Rambat Lupiyoadi (2004) mengatakan
bahwa dunia ini penuh dengan peluang, bukan masalah. Bahkan Tuhan pun telah mengingatkan bahwa didalam masalah
atau problematika yang kita hadapi, disitu
pula sebenarnya ada kemudahan atau peluang. Hanya saja masalahnya apakah kita memandang suatu situasi sebagai masalah yang harus
dihindari atau sebagai bisnis untuk dikej ar?
Jadi, Anda dituntut untuk dapat
melihat peluang agar dapat mengembangkan usaha Anda. Peluang tersebut akan membesarkan
usaha Anda. Masalah yang timbul mungkin dapat menjadi persoalan yang penting untuk
diatasi. Tapi akan lebih baik apabila masalah tersebut diubah menjadi peluang untuk berkembang.
Untuk dapat berkembang, anda
dituntut untuk dapat bersaing dengan para saingan usaha anda. Mengenali kondisi tipikal persaingan baru saat ini
sangatlah anda perlukan. Anda dapat mengibaratkannya sebagai seorang teman yang
baru saja anda kenal. Apakah anda dapat beradaptasi
dengan teman anda dan memahami teman anda, sedangkan anda sendiri belum mengetahui secara jelas tipikal teman anda? Nah,
berikut ini gambaran umum dari tipikal kondisi persaingan baru saat ini.
Para entrepreneur sulit untuk mengenal siapa,
dimana, bilamana, serta bagaimana kekuatan dan kelemahan pesaingnya :
·
Perubahan yang berjalan dengan cepat
·
Tingkat kompetisi yang sangat tinggi
·
Timbulnya berbagai hal diluar perkiraan dan
pengalaman Anda sebelumnya
1.3.
Memahami
Kebutuhan Pelanggan
Umumnya, pelanggan itu berada dalam
keadaan sadar akan hasratnya untuk memperoleh dan mengkonsumsi suatu barang atau
jasa sesuai dengan kebutuhan atau keinginannya. Tetapi banyak pula yang terjadi sebaliknya, dimana pelanggan
mulai menyadari bahwa ia membutuhkan barang
atau jasa tersebut setelah melihat sendiri atau mendengar dari orang lain
mengenai keuntungan yang akan ia peroleh, meskipun sebelumnya tidak terpikir
olehnya bahwa barang atau jasa tersebut adalah sesuai dengan
keinginannya.
Kebutuhan atau keinginan pelanggan
tersebut harus dilihat dan ditangkap secara gamblang oleh entrepreneur untuk
dapat dijadikan suatu peluang. Seringkali peluang sudah dilihat didepan mata, namun tidak
ditangkap oleh Anda. Dan seringkali pula peluang yang sudah ditangkap digenggaman pun anda
biarkan begitu saja, tanpa anda manfaatkan. Sehingga peluang tersebut pun bisa saja hilang atau dimanfaatkan oleh
kompetitor Anda.
Hal ini dapat terjadi secara sadar
ataupun tidak sadar pada seseorang yang sedang menjalankan suatu usaha. Didepannya padahal
sudah terpampang peluang yang menganga begitu besar, namun adanya peluang tersebut tidak
disadari olehnya. Peluang tersebut merupakan kesempatan bagi dirinya untuk dapat mengembangkan
usaha. Oleh karena itu, seorang entrepreneur harus mengasah kepekaannya (alertness) untuk dapat
melihat setiap peluang untuk berkembang.
Kepekaan seorang entrepreneur adalah
kemampuan untuk melihat dimana produk atau jasa yang semula tidak ada,
mempunyai nilai tak terduga bagi pelanggan dan metode produksi baru yang dimiliki menjadi layak, yang sebelumnya tidak
diketahui oleh orang lain.
Dengan mengasah kepekaan, seorang
entrepreneur diharapkan dapat mengidentifikasi setiap peluang yang menguntungkan dan dapat mengambil
keputusan stratejik untuk pengembangan usahanya.
BAB II
EVALUASI
UNTUK MENGEMBANGKAN USAHA
2.1. Pentingnya Evaluasi
Dalam menjalankan suatu usaha, Anda
harus bisa meyakinkan diri sendiri bahwa Anda mampu untuk mengembangkan diri dan
menjadi lebih baik dalam segala hal yang Anda lakukan dibandingkan dengan kompetitor Anda. Hal ini adalah yang
menjadi dasar dorongan bagi diri Anda untuk
terus memantau dan memastikan bahwa usaha Anda tetap berada dijalur yang tepat.
Menjalankan usaha tanpa adanya
pengawasan dan evaluasi sama halnya dengan bepergian ke tempat asing tanpa peta atau petunjuk jalan. Anda
tidak akan tahu seberapa jauh perkembangan usaha atau arah tujuan Anda
tanpa adanya pemantauan dan evaluasi.
Ada
beberapa hal yang Anda perlu lakukan dalam melakukan evaluasi, yaitu :
1. Bagaimana
posisi keseluruhan usaha anda?
Anda mengevaluasi seberapa jauh pencapaian hasil dari
keseluruhan usaha anda. Dengan begitu Anda
bisa mengetahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha) Anda, berapa
jumlah hutang-hutang Anda pada pihak
lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih
yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan
pengecekan posisi keuangan usaha Anda setiap saat.
2. Apakah ada
kemajuan atau kemunduran usaha?
Setelah mengetahui posisi keuangan
Anda, selanjutnya Anda melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha Anda. Apakah usaha
Anda mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan
pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka
waktu pembanding yang waktunya dapat anda tentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu
tahun sekali setelah usaha berjalan).
3. Lakukan
langkah perbaikan atau pengembangan
Caranya,
berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah
efektif untuk mengatasinya, dan bisa
segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi
apabila kondisi keuangan dan penjualan
Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat
puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari
pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima
laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan
(apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini
mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki
usaha Anda.
4. Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’
selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba
pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak
penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang
target apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan
promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke
tempat lain yang lebih ramai?
2.2. Jenis dan Unsur Evaluasi
Terdapat dua jenis evaluasi yang disarankan untuk
dilakukan oleh setiap pengusaha, yaitu evaluasi rutin/berkala dan evaluasi
insidentil.
1. Evaluasi
rutin/berkala.
Anda bisa melakukan evaluasi
bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan
menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan
tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha,
SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya
evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan
bisa lebih cepat dimanfaatkan.
2. Evaluasi
Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan
setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada
usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada
usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan
tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi.
Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga
evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.
Adapun unsur-unsur yang perlu dievaluasi antara lain:
1. Bagaimana kondisi keuangan usaha Anda?
Ini adalah tahap pertama, dimana Anda
dapat mengetahui maju mundurnya usaha Anda dan mengukur kinerja usaha Anda melalui evaluasi keuangan.
2. Bagaimana kondisi pasar bisnis Anda?
Naik
turunnya kondisi pasar sangat berpengaruh pada roda usaha Anda. Karena itu Anda
tidak boleh melepaskan pandangan Anda dari kondisi pasar. Suatu saat akan terjadi
perubahan yang menuntut Anda peka dan mengetahui dengan cepat bagaimana permintaan atau
perubahan pasar, untuk segera
diantisipasi dan kembali mengikuti selera pasar.
3. Bagaimana dengan pasar usaha sasaran?
Apakah produk Anda sudah sesuai
dengan kebutuhan pasar? Indikator kegiatan usaha yang sehat atau berhasil biasanya
ditandai dengan tepatnya pemilihan terhadap kebutuhan atau selera, biaya, kenyamanan, dan
komunikasi dengan konsumen, serta pemilihan SDM yang tepat.
4. Bagaimana
kemajuan usaha Anda?
Coba
Anda tinjau kembali secara berkala (paling sedikit 6 bulan)
5. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan pengembangan
usaha Anda?
Bagaimana hasil dari sasaran jangka pendeknya? Apakah ada
pencapaian keuntungan dan pertumbuhan seperti
yang diharapkan? Bagaimana pangsa pasarnya? Apakah memenuhi target?
6.
Bagaimana kepemimpinan Anda?
Apakah Anda stress, atau hilang semangat? Apakah Anda kehilangan visi serta
energi yang pernah Anda miliki pada
saat pertama kali membuka usaha?
BAB III
METODE PENGEMBANGAN USAHA
3.1. Metode Intensifikasi
Metode intensifikasi adalah
serangkan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan usaha melalui peningkatan kualitas
secara berkesinambungan dalam upaya mencari peningkatan kualitas pengelolaan
sumber daya, dan mengoptimalkan potensi diri secara penuh guna meningkatkan kinerja bisnis
disebut dengan Benchmarking. Strategi ini bertujuan untuk mengukur dan memperbaiki kualitas di
tempat usaha Anda. Manfaat benchmarking adalah untuk meningkatkan kualitas secara
berkesinambungan, terutama dalam hal pengurangan biaya dan peningkatan kecepatan proses produksi dan pelayanan
kepada pelanggan Anda.
Dalam prakteknya, pengukuran benchmarking bermanfaat
untuk pengukuran dan pemahaman terhadap
kinerja diri Anda dan kinerja orang lain (karyawan). Sedangkan, pelaksanaan benchmarking bermanfaat untuk
membuat usaha yang Anda jalankan menjadi lebih baik di masa mendatang (berdampak perubahan, membuka peluang bagi
peningkatan kualitas yang diharapkan, dan memberi nilai tambah pada
setiap kegiatan usaha Anda). Di lain sisi, Andapun dirasakan perlu
‘introspeksi’ untuk meningkatkan kualitas pribadi Anda, yaitu melalui self
learning tanpa bantuan orang lain, serta pengamatan dan mendengarkan
hal-hal yang positif dari cara kerja orang lain.
Sebelum melakukan benchmarking, terlebih
dahulu evaluasi usaha Anda apakah sudah memiiki:
· SDM yang bekerja secara Teamwork?
· Strong
SDM?
· SDM dan fasilitas yang dibutuhkan?
· SDM
yang tepat?
·
Ketrampilan
bagi peningkatan kinerja tim/karyawan?
·
Pemimpin
yang berkemampuan meningkatkan kualitas dengan biaya minim?
·
Pemimpin
yang berpengaruh terhadap tim/karyawan?
·
Manajemen
yang berkemampuan melakukan perubahan?
·
Business plan yang
bertujuan short and long term?
Setelah melakukan benchmarking, mata Anda
setidaknya kini menjadi lebih terbuka untuk melihat
gambaran usaha Anda. Kemudian, penting untuk Anda menindaklanjutinya dengan melakukan
peningkatan kualitas dan kinerja dalam mengembangkan usaha. Pelaksanaan hal ini
perlu dilakukan secara teratur melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan (Plan)
Langkah
awal pemecahan masalah Anda berdasarkan data yang ditemukan di lapangan
2. Pelaksanaan (Do)
Melakukan sesuatu berdasarkan hasil analisis data yang
berasal dari implementasi terhadap usul rencana perubahan usaha Anda
secara keseluruhan.
3. Mengecek
(Check)
Mengkaji dan melakukan percobaan yang hasilnya disampaikan
kepada tim/karyawan Anda sebagai umpan balik untuk meningkatkan
kualitas.
4.
Mengambil tindakan (Action/control).
Dilakukan
untuk menyesuaikan proses berdasarkan percobaan
Langkah-langkah yang dijelaskan diatas sangatlah
membantu Anda untuk menjalankan setiap
Usaha secara terprogram dan teratur. Anda dapat mengetahui apakah perencanaan
anda dapat berjalan dengan sukses dengan melihat hasil pada
tahapan action/control. Atau apabila Anda tidak menjumpai kesuksesan, Anda dapat melakukan
evaluasi menyangkut kemungkinan kesalahan
yang terjadi dalam tahap proses, yaitu pada tahapan dua dan tiga. Tahap Action/control merupakan cerminan keberhasilan perencanaan dan proses
yang dijalankan.
Apabila Usaha Anda mengalami tingkat keborosan dana yang
tidak dapat dihindari, maka untuk menguranginya adalah dengan cara bersabar,
teguhkan persepsi untuk mengatasi masalah ini dengan
mencari jalan keluar yang terbaik, menyamakan persepsi, visi dan misi, dan
membuat perencanaan selanjutnya yang lebih baik.
Beberapa kiat yang dpat dilakukan untuk sukses mempertahankan
pelanggan antara lain adalah dengan cara :
·
Layani
pelanggan Anda dengan sebaik-baiknya,
·
Lakukan riset mendalam mengenai daerah sasaran yang
memberi pengaruh bagi kemajuan bisnis
Anda sebelum atau sesudah Anda membuka usaha ini,
·
Jaga jangan sampai Anda kehilangan kontak hubungan dengan pelanggan dan
mitra kerja Anda,
·
Jaga dan tingkatkan selalu keterampilan dan kemampuan
usaha Anda,
·
Beri
Alternatif kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaran
melalui berbagai cara (lewat telepon atau debit ATM)
3.2. Metode Ekstensifikasi
Untuk melakukan pengembangan usaha
dalam lingkungan kompetisi yang baru, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha, yaitu:
1. Strategic
flexibility
Usaha Anda harus proaktif atau memiliki respon yang cepat
dalam menghadapi persaingan Usaha yang
tajam dan berubah-ubah sehingga mampu menjawab tantangan yang
kompetitif. fleksibilitas yang strategis dari usaha menjadi hal yang wajib
untuk menjawab hadirnya ketidakpastian dan dinamika yang tinggi.
2. Strategic
Leadership
Tindakan ini memberikan tujuan,
arti, dan arahan usaha Anda. Poin ini berpengaruh sangat besar kepada strategic flexibility.
3. The
Entrepreneurial Competitive Advantages
Usaha Anda dapat membangun competitive advantage dengan
menciptakan kompetensi dasar yang tidak dapat
ditiru, jarang ada, dan tidak ada substitusinya. Hal ini haruslah berjalan secara dinamis dengan memperhatikan
beberapa peluang baru, produk baru, dan
pelayanan yang membuat usaha Anda dapat berkompetisi secara efektif
(tidak statis)
4. Human
Capital
Salah satu unsur penting kompetensi dasar dapat
difokuskan kepada human capital. Pengetahuan
yang diperoleh oleh tim/karyawan Anda merupakan investasi penting untuk
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
5. Entrepreneurial
Cooperation and Globalization
Bermain dalam pasar global dan menggunakan strategi
bersaing adalah dua kegiatan yang berpengaruh kepada fleksibilitas stratejik
melalui penciptaan dan implementasi strategi
yangberwawasan entrepreneurship. Salah satu strategi untuk memasuki
pasar global
adalah mengadakan strategic alliance (kerjasama yang stratejik). Masingmasing partner bekerjasama mengalokasikan modalnya
dan bekerjasama saling membutuhkan agar dapat bersaing di pasar global.
6. Entrepreneurial Culture
Anda perlu menciptakan budaya pembelajaran agar dapat
mempertahankan kemampuan bersaing dalam lingkungan kompetisi
yang baru. Kebutuhan untuk berinovasi secara
terus menerus, penyebaran teknologi yang pesat, dan desakan agar merespon
dengan cepat lingkungan yang berubah menjadikan pembalajaran hal yang penting
untuk dilakukan.
BAB IV
ANALISIS ASPEK PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA
Tujuan utama dari suatu usaha adalah memperoleh
keuntungan atau laba finansial. Karena itu,
penentuan layak tidaknya suatu rencana usaha akan ditentukan oleh perhitungan-perhitungan dalam analisis ekonomis. Apabila analisis kelayakan dilakukan
dengan benar dan hasilnya menunjukkan layak untuk
dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang
mengalami kegagalan. Kecuali analisis kelayakan usaha dilakukan dengan data yang tidak benar dan atau karena
adanya faktor- yang tidak terkontrol misalnya terjadi bencana alam.
4.1.
Pembiayaan, Pendapatan dan Penyusutan
Sebelum
menguraikan berbagai hal tentang analisis ekonomis perencanaan usaha, perlu
terlebih dahulu memahami masalah pembiayaan, pendapatan, dan penyusutan.
a. Pembiayaan
Untuk mampu menghitung pembiayaan, terlebih dahulu Anda harus memahami pengelompokan dalam pembiayaan.
Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu, biaya
tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).
1). Fixed Cost
(biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi penambahan pada volume produksi.
Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji dan
tunjangan, biaya penyusutan (depreciation),
biaya perawatan mesin dan gedung, bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan
lain-lain.
2).
Variabel Cost (biaya tidak tetap), yaitu biaya
yang besarnya berubah sesuai dengan penambahan
dari volume produksi. Termasuk dalam
kelompok ini adalah: bahan baku, bahan penolong, packing, dan bahan untuk laboratorium, bahan bakar dan pelumas, pajak penjualan, sales promotion,
biaya lembur, dan lain-lain.
Selain kedua kelompok pembiayaan
diatas, dalam penerapannya masih
terdapat pengeluaran pembiayaan lain seperti halnya untuk pengadaan tanah, bangunan, peralatan,
maupun pembiayaan lainnya. Sehingga
apabila dikelompokan, maka kelompok pembiayaan ini masuk kedalam
kelompok Modal Investasi dan Modal Kerja.
1). Modal investasi, yaitu modal yang dipergunakan
untuk keperluan pengadaan atau pembelian fasilitas
yang tidak langsung habis pakai,
namun apablia akan digantipun dalam waktu relatif lama. Termasuk kedalam kelompok modal investasi adalah: tanah, bangunan, mesin, peralatan pabrik, pembelian
lisensi/hak patent, perijinan,
pengadaan alat-alat transportasi, peralatan kantor, perabot kantor, instalasi air dan listrik. Ataupun
merupakan modal ketrampilan berupa palatihan
pegawai, pembiayaan produksi percobaan, biaya
perencanaan, dan lain-lain.
2). Modal kerja, yaitu: modal yang dipergunakan untuk
membiayai keseluruhan kegiatan agar usaha
berjalan lancar sesuai dengan rencana setelah investasi dianggap memadai.
Termasuk kedalam kelompok modal kerja antara lain: bahan baku, bahan penolong,
bahan bakar dan bahan pelumas, bahan pembungkus (packing), bahan untuk pembersih air (zat kimia), gaji, lembur, biaya administrasi,
dan lain-lain.
b.
Pendapatan
Pendapatan suatu usaha meliputi
semua produk atau unsur yang dapat
dijual dari kegiatan usaha tersebut. Produk atau unsur yang dapat dijual tidak hanya produk utama, namun dapat
juga produk afkiir atau produk ikutan yang dapat
berupa limbah. Untuk dapat menghitung
pendapatan haruslah mampu menghitung harga pokok per unit dan harga jual.
Perkiraan
Laba Perusahaan
-
Harga
pokok/unit = Fixed Cost + Variabel
Cost Kapasitas
Normal
-
Harga
jual = Harga pokok + Biaya Overhead
Biaya Overhead,
meliputi :
-
Bahan penolong/pembantu
-
Biaya pemeliharaan
-
Biaya tenaga kerja tak langsung
-
Biaya
penyusutan (Depresiasi)
-
Kapasitas
Normal, diperkirakan 10% lebih kecil dari hasil yang di ramalkan.
Pada tahun pertama sejak beroperasi
komersial misalkan mulamula
perusahaan bekerja dengan kapasitas 50% untuk triwulan pertama, 75%
untuk triwulan kedua dan 100% untuk keempat dan seterusnya.
Laba untuk pertama, pajak pendapatan = X%
= (75% ramalan) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok)
Laba untuk tahun kedua dan seterusnya.
=
(kapasitas normal) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok).
c.
Penyusutan (Depresiasi)
Untuk berjalannya suatu kegiatan usaha diperlukan
pengadaan fasilitas kantor, peralatan, gedung ataupun lainnya yang
sejenis. Fasilitas-fasilitas tersebut pada waktu tertentu habis masa pakainya
karena usang/rusak, sehingga harus diganti. Untuk itu sebelum saatnya diganti,
perlu menyisihkan dana setiap bulan untuk pengadaan
fasilitas. Sehingga apabila pada saatnya harus diganti, maka telah tersedia
fasilitas baru sebagai pengganti yang telah rusak/usang. Bagaimana cara menghitung penyusutan dari fasilitasfasilitas yang diperlukan, berikut ini beberapa
metode menghitung penyusutan fasilitas.
1). Penyusutan secara garis lurus Rumus penyusutan tiap tahun :
Harga Mesin
----------------------- x Rp 1
----------------------- x Rp 1
Umur
Mesin
2) Penyusutan secara prosentase tetap
Cara ini tidak berbeda dengan cara
(a) hanya dinyatakan dalam %.
3) Penyusutan
secara Digit Sum of Years Contoh, Umur mesin ditaksir 5 tahun
Penyusutan
tahun I =
5
------------------ x (Harga beli – Harga
akhir)
(1+2+3+4+5) |
Penyusutan
tahun II =
4
------------------- x
(Harga beli – Harga akhir)
(1+2+3+4+5) |
Penyusutan
tahun III =
3
----------------- x (Harga beli – Harga
akhir)
(1+2+3+4+5) |
Penyusutan
tahun IV =
2
----------------- x (Harga beli – Harga
akhir)
(1+2+3+4+5) |
Penyusutan
tahun V =
1
----------------- x (Harga beli – Harga
akhir)
(1+2+3+4+5) |
4)
Penyusutan dengan cara
memperhitungkan taksiran hasil pelayanan mesin selama taksiran jangka waktu
umurnya.
Contoh:
Umur Ekonomis : N
Harga Pembelian : P
Harga Penjualan : L
Penyusutan setiap tahun : 1/N
x (P-L)
5)
Penyusutan secara dana terpendam
(Sinking fund Method)
Rumus: (Harga beli +
Harga akhir) x ___i - 1
(i+i)N
i = Bunga yang berlaku di Bank
n = Umur mesin
Contoh :
Harga beli mesin : Rp.5.000.000,-
Umur taksir : 5 tahun
Harga akhir setelah 5 tahun RP. 800.000,-
Penyusutan tahun I
(Rp. 5.000.000,- - Rp. 800.000,-) x _i__ -
1
(i+i)
Penyusutan tahun II
(Rp. 5.000.000,- - Rp. 800.000,-) x __i - 1
(i+i)2
Penyusutan tahun III
(Rp. 5.000.000,- - Rp. 800.000,-) x __i _- 1
(i+i)3
4.2.
Menilai Kelayakan Usaha
Untuk
menilai apakah suatu usaha yang direncanakan layak (feasible) atau tidak dilaksanakan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya melalui analisis ekonomis/finansial. Ada beberapa kriteria yang umumnya digunakan, kriteria tersebut diantaranya adalah net present value (NPV), internal rate of
return (IRR), dan net benefit cost
ratio (Net B/C). Berikut penjelasan secara singkat.
1). Net
Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih
sekarang. Adalah alat analisis untuk melihat nilai uang sekarang apabila
dinilai dikemudian hari. Metode ini yang
dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari proceeds/hasil yang
diharapkan atas dasar discount rate tertentu. Selesih antara present
value dari keseluruhan proceeds/hasil dengan present value dari pengeluaran modal dinamakan nilai sekarang netto
(net present value).
Apabila jumlah present value dari keseluruhan proceeds
yang diharapkan lebih besar dari pada present value dan investasinya, berarti
nilai present valuenya positif. Ini artinya investasi tersebut dapat
diterima. Namun sebaliknya, usulan investasinya dapat ditolak apabila nilai
present valuenya negatif. Dengan kata lain, jika NPV > 0 maka usaha yang direncanakan
layak untuk dilaksanakan, dan jika NPV < 0 maka jenis usaha yang
direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
2). Internal
Rate of Return (IRR)
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat
finansial
adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian dari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang
menghasilkan NPV
sama dengan nol.
Besarnya harga IRR dapat dihitung
dengan interpolasi dari harga Present
Value (PV) dari bunga yang berbeda Misalnya i : 20% dan i = 25%.
Rumus : Present Value (PV) = F (F/P, i, n)
di mana F =
investasi
i = bunga uang n = umur proyek
Harga : (F/P, i, n) dapat
diperoleh/dilihat pada tabel bunga.
Rumus
yang digunakan adalah :
P2
– P1
IRR = P1 + C1 ----------
C2 – C1
|
Keterangan
P1 = tingkat bunga ke 1
P2 = Tingkat bunga ke 2
C1 = NPV (+)
C2 = NPV (-)
Kriteria penilain melihat hasil
tingkat bunga bank. Jadi, jika nilai perhitungan IRR > dari . tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk
dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang
direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
3). Net B/C
Analisis net B/C merupakan
perbandingan antara presen value dari arus kas bersih
dengan present value investasi yang dikeluarkan. Bnet B/C sering juga disebut sebagai
profitability indeks. Kriteria
penilaian dilakukan sebagai berikut: jika net B/C .>. 1, maka usaha yang direncanakan layak untuk
dilaksanakan, dan jika net B/C <
1 maka usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
4). Break Even Point (titik pulang pokok)
BEP, yaitu suatu
keseimbangan di mana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan
jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan yang bersangkutan pada
tingkat omzet dan biaya-biaya tersebut di atas tidak memperoleh laba maupun
rugi.
PENUTUP
Modul
ini hanyalah merupakan bahan bacaan sebagai pengantar pemahaman aspek-aspek
perencanaan pengembangan usaha bagi wirausahawan muda. Materi yang disajikan sangat umum dan
dangkal, namun sebagai pengantar dapat dianggap memadai.
Semoga
modul ini bermanfaat. Terimakasih...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar