Sabtu, 18 April 2015

PENGEMBANGAN USAHA (MERENCANAKAN DAN MENGHITUNG KELAYAKAN USAHA)

Modul Pengembangan Kewirausahaan Pemuda


PENGEMBANGAN USAHA
(MERENCANAKAN DAN MENGHITUNG KELAYAKAN USAHA)




Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda
Deputi Pengembangan Pemuda
Kementerian Pemuda dan Olahraga


SAMBUTAN

Goethe, seorang filsuf dari Jerman, mengatakan bahwa kita harus senantiasa berubah, memperbarui, meremajakan diri sendiri. Kalau tidak kita akan mengeras!  Mungkin yang dimaksud mengeras diatas adalah bahwa kita tidak berkembang lagi. Kita berada dalam kondisi stagnant, tidak berjalan maju. Dan itupun paling tidak menjadi hal yang lebih baik daripada kita berjalan mundur, dan mentok ke posisi semula.

Terkait dengan kewirausahaan, banyak sekali para entrepreneur muda kita yang telah berhasil mendirikan dan membangun suatu usaha, terlihat sulit atau bisa dibilang gagal untuk dapat mengembangkan usahanya lebih lanjut. Bahkan yang lebih buruk lagi, kondisi ini dapat saja menjadikan usahanya menjadi mundur dan tutup usia. Coba bayangkan, berapa banyak curahan waktu, pikiran, dan uang yang telah ia perjuangkan pada saat pendirian usaha tersebut yang telah terbuang begitu saja. Dan yang tersisapun hanya berupa pengalaman ‘trial and error’ usahanya. Sikap ini normal dalam persaingan yang semakin kompetitif, namun sebenarnya pengembangan usaha dapat dilakukan bila direncanakan dengan baik.

Berkaitan dengan hal tersebut, modul pengembangan usaha: Merencanakan dan menghitung kelayakan usaha ini disusun sebagai bahan bacaan bagi para entrepreneur, khususnya kalangan muda yang memerlukan perubahan dan pengembangan usahanya secara efektif dan efisien.  Materi yang dibahas dalam modul ini meliputi bagaimana mempersiapkan pengembangan usaha, menganalisis aspek-aspek perencanaan usaha, menganalisis peluang usaha, dan menghitung resiko menjalankan usaha. Semoga Modul ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kewirausahaan pemuda.

Jakarta,    Maret 2013
Deputi Pengembangan Pemuda




Drs. MB. Zubahrum Tjenreng, M.Si.




PENGANTAR

Pengembangan Kewirausahaan Pemuda  merupakan salah satu ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Tugas untuk pengembangan kewirausahaan pemuda tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah atau pemerintah daerah tapi juga tanggungjawab seluruh masyarakat. Oleh karenanya diperlukan pemahaman yang sama tentang visi, misi, kebijakan, strategi dan program pengembangan kewirausahaan pemuda .

Melalui penerbitan berbagai modul-modul dan refensi  yang diinisiasi oleh kementerian pemuda dan olahraga diharapkan dapat memberikan pemahaman yang sama kepada seluruh stake holders dalam rangka pengembangan kewirausahaan pemuda. Sehubungan dengan hal tersebut saya menyambut baik di terbitkannya modul-modul kewirausahaan yang bersifat teknis sebagai referensi bagi pihak-pihak terkait dalam mengembangkan kewirausahaan pemuda.

Kehadiran modul ”Pengembangan Usaha, Merencanakan dan menghitung Kelayakan Usaha ” ini perlu mendapatkan apresiasi yang memadai, oleh karenanya penghargaan patut disampaikan kepada Asdep kewirausaan Pemuda  bersama tim penyusun yang telah menyelesaikan modul ini. Semoga kerja keras dari berbagai pihak yang terlibat dalam penyusunan buku ini mendapatkan balasan dengan pahala yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

                                                                        Jakarta,   Maret 2013
                                                                        Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda


                                                                        Drs. Ponidjan, M.Pd.






DAFTAR ISI


PENGANTAR.............................................................................................................          2
DAFTAR ISI................................................................................................................          3
BAB I. PERUBAHAN UNTUK BERKEMBANGNYA USAHA.........................          4
Pentingnya Perubahan...........................................................................................          4
Mengidentifikasi Peluang Mengembangkan Usaha..........................................          5
Memahami Kebutuhan Pelanggan.......................................................................          7
BAB II. EVALUASI UNTUK MENGEMBANGKAN USAHA.............................          9
Pentingnya Evaluasi................................................................................................          9
Jenis dan Unsur Evaluasi.......................................................................................        10
BAB III. METODE PENGAMBANGAN USAHA..................................................        13
Metode Intensifikasi..................................................................................................        13
Metode Ekstensifikasi...............................................................................................        15
BAB IV. ANALISIS ASPEK PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA.        17
Pembiayaan, Pendapatan, dan Penyusutan.......................................................        17
Menilai Kelayakan Usaha.......................................................................................        20
PENUTUP..................................................................................................................        23





BAB I
PERUBAHAN UNTUK BERKEMBANGNYA USAHA
1.1.        Pentingnya Perubahan
Apabila kita berbicara mengenai pengembangan tentu saja berkaitan erat juga dengan apa yang dinamakan perubahan. Kita semua tahu bahwa pengembangan pastilah akan menghasilkan suatu perubahan. Goethe, seorang filsuf dari Jerman, mengatakan bahwa kita harus senantiasa berubah, memperbarui, meremajakan diri sendiri. Kalau tidak kita akan mengeras!
Mungkin yang dimaksud mengeras diatas adalah bahwa kita tidak berkembang lagi. Kita berada dalam kondisi stagnant, tidak berjalan maju. Dan itupun paling tidak menjadi hal yang lebih baik daripada kita berjalan mundur, dan mentok ke posisi semula.
Berkaitan dengan hal tersebut, banyak sekali para entrepreneur kita yang telah berhasil mendirikan dan membangun suatu usaha, terlihat sulit atau bisa dibilang gagal untuk dapat mengembangkan usahanya lebih lanjut. Bahkan yang lebih buruk lagi, kondisi ini dapat saja menjadikan usahanya menjadi mundur dan tutup usia. Coba bayangkan, berapa banyak curahan waktu, pikiran, dan uang yang telah ia perjuangkan pada saat pendirian usaha tersebut yang telah terbuang begitu saja. Dan yang tersisapun hanya berupa pengalaman ‘trial and error’ usahanya. Sampai poin ini, Anda jangan buat kesimpulan terlebih dahulu!
Nah, sekarang bayangkan pula apabila kondisi ini terjadi pada diri Anda dan usaha yang telah Anda lakukan saat ini. Mungkin bagi Anda yang baru akan memulai suatu usaha, sudah akan merasa ill feel atau mati rasa untuk meneruskan semangat Anda yang tadinya begitu menggebu-gebu dengan angan-angan keberhasilan. Tapi bagi Anda yang sejauh ini memang sudah menjalankan usaha, tampaknya memang perlu ‘treatment’ pembelajaran mengenai bagaimana usaha Anda itu agar dapat berjalan smooth kedepan tanpa dihantui rasa takut yang tidak beralasan. “Ingat, Entrepreneur nggak ada matinya untuk terus belajar!”
1.2.        Mengidentifikasi Peluang Mengembangkan Usaha
Jangan matikan segala mimpi dan semangat bagi Anda yang akan memulai maupun yang telah menjalankan usaha. Yang diperlukan oleh Anda adalah begaimana Anda dapat menyadari bahwa Anda perlu memperhatikan banyak hal untuk mengembangkan usaha Anda.
Coba sekarang kita urut perkembangan Anda sampai saat ini. Visi, misi, tujuan, dan cita­cita adalah poin pertama yang kudu’ atau wajib dipegang oleh seorang entrepreneur yang ingin menjalankan suatu usaha secara fokus dan terarah. Selanjutnya, Anda membentuk tim yang berisikan ‘bibit unggul’ yang dapat bekerja serba sistem dan kompak. Tim Anda tersebut selanjutnya mengejawantahkan misi, tujuan, dan cita-cita kedalam ‘business plan’ sebagai cara untuk merealisasikan angan-angan usaha. Kemudian konkritnya, Usaha pun terbentuk dan menjalani masanya selama beberapa waktu. Tapi, apa yang terjadi? Sekarang misalkan usaha anda ‘stuck’. Apa ya kira-kira yang salah dari ‘business plan’ Anda?
Tentunya Anda pernah mendengar yang namanya peluang atau opportunity kan? Bahkan sebelum anda memasukkan suatu ‘business plan’ biasanya Anda pun sudah bisa melihat dan menangkap peluang untuk dijadikan ‘bisnis’. Jadi, Kira-kira apa sih peluang itu sebenarnya?
Zimmerer dan Scarborough (2005) menjelaskan bahwa peluang itu adalah seperangkat pilihan-pilihan eksternal yang bersifat positif dimana sebuah usaha atau perusahaan dapat memanfaatkannya agar dapat mewujudkan misi, tujuan, dan cita-citanya.
Sudah agak jelas? Baik kalau begitu kita akan memahami lebih jauh lagi. Apakah peluang itu ada pada saat membangun usaha? Atau mungkinkah dapat juga dilakukan setelah usaha berjalan? Isi kedua pertanyaan tersebut adalah tepat. Peluang berada pada fase awal dan fase berjalan. Namun hal ini memiliki konteks yang berbeda. Peluang pada fase awal cenderung lebih kepada bagaimana Anda dapat meraih pelanggan atau pasar yang Anda tuju. Tetapi pada fase berjalan adalah lebih kepada bagaimana Anda dapat meneruskan atau mempertahankan pelanggan untuk mengembangkan usaha Anda yang telah dikenal oleh pelanggan.
Seringkali masalah yang timbul dalam usaha membuat Anda tidak dapat berpikir secara jernih dan Anda pun keluar dari jalur angan-angan Anda yang telah digariskan sebelumnya. Hal ini makin diperparah ketika Anda tidak mampu melihat dan menangkap peluang yang ada disekitar Anda. Sehingga Anda pun masuk dalam zona ‘stuck’.
Rambat Lupiyoadi (2004) mengatakan bahwa dunia ini penuh dengan peluang, bukan masalah. Bahkan Tuhan pun telah mengingatkan bahwa didalam masalah atau problematika yang kita hadapi, disitu pula sebenarnya ada kemudahan atau peluang. Hanya saja masalahnya apakah kita memandang suatu situasi sebagai masalah yang harus dihindari atau sebagai bisnis untuk dikej ar?
Jadi, Anda dituntut untuk dapat melihat peluang agar dapat mengembangkan usaha Anda. Peluang tersebut akan membesarkan usaha Anda. Masalah yang timbul mungkin dapat menjadi persoalan yang penting untuk diatasi. Tapi akan lebih baik apabila masalah tersebut diubah menjadi peluang untuk berkembang.
Untuk dapat berkembang, anda dituntut untuk dapat bersaing dengan para saingan usaha anda. Mengenali kondisi tipikal persaingan baru saat ini sangatlah anda perlukan. Anda dapat mengibaratkannya sebagai seorang teman yang baru saja anda kenal. Apakah anda dapat beradaptasi dengan teman anda dan memahami teman anda, sedangkan anda sendiri belum mengetahui secara jelas tipikal teman anda? Nah, berikut ini gambaran umum dari tipikal kondisi persaingan baru saat ini. Para entrepreneur sulit untuk mengenal siapa, dimana, bilamana, serta bagaimana kekuatan dan kelemahan pesaingnya :
·    Perubahan yang berjalan dengan cepat
·    Tingkat kompetisi yang sangat tinggi
·    Timbulnya berbagai hal diluar perkiraan dan pengalaman Anda sebelumnya
1.3.        Memahami Kebutuhan Pelanggan
Umumnya, pelanggan itu berada dalam keadaan sadar akan hasratnya untuk memperoleh dan mengkonsumsi suatu barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan atau keinginannya. Tetapi banyak pula yang terjadi sebaliknya, dimana pelanggan mulai menyadari bahwa ia membutuhkan barang atau jasa tersebut setelah melihat sendiri atau mendengar dari orang lain mengenai keuntungan yang akan ia peroleh, meskipun sebelumnya tidak terpikir olehnya bahwa barang atau jasa tersebut adalah sesuai dengan keinginannya.
Kebutuhan atau keinginan pelanggan tersebut harus dilihat dan ditangkap secara gamblang oleh entrepreneur untuk dapat dijadikan suatu peluang. Seringkali peluang sudah dilihat didepan mata, namun tidak ditangkap oleh Anda. Dan seringkali pula peluang yang sudah ditangkap digenggaman pun anda biarkan begitu saja, tanpa anda manfaatkan. Sehingga peluang tersebut pun bisa saja hilang atau dimanfaatkan oleh kompetitor Anda.
Hal ini dapat terjadi secara sadar ataupun tidak sadar pada seseorang yang sedang menjalankan suatu usaha. Didepannya padahal sudah terpampang peluang yang menganga begitu besar, namun adanya peluang tersebut tidak disadari olehnya. Peluang tersebut merupakan kesempatan bagi dirinya untuk dapat mengembangkan usaha. Oleh karena itu, seorang entrepreneur harus mengasah kepekaannya (alertness) untuk dapat melihat setiap peluang untuk berkembang.
Kepekaan seorang entrepreneur adalah kemampuan untuk melihat dimana produk atau jasa yang semula tidak ada, mempunyai nilai tak terduga bagi pelanggan dan metode produksi baru yang dimiliki menjadi layak, yang sebelumnya tidak diketahui oleh orang lain.
Dengan mengasah kepekaan, seorang entrepreneur diharapkan dapat mengidentifikasi setiap peluang yang menguntungkan dan dapat mengambil keputusan stratejik untuk pengembangan usahanya.
                                                                                                                           



BAB II
EVALUASI UNTUK MENGEMBANGKAN USAHA

2.1. Pentingnya Evaluasi
Dalam menjalankan suatu usaha, Anda harus bisa meyakinkan diri sendiri bahwa Anda mampu untuk mengembangkan diri dan menjadi lebih baik dalam segala hal yang Anda lakukan dibandingkan dengan kompetitor Anda. Hal ini adalah yang menjadi dasar dorongan bagi diri Anda untuk terus memantau dan memastikan bahwa usaha Anda tetap berada dijalur yang tepat. Menjalankan usaha tanpa adanya pengawasan dan evaluasi sama halnya dengan bepergian ke tempat asing tanpa peta atau petunjuk jalan. Anda tidak akan tahu seberapa jauh perkembangan usaha atau arah tujuan Anda tanpa adanya pemantauan dan evaluasi.
Ada beberapa hal yang Anda perlu lakukan dalam melakukan evaluasi, yaitu :
1.  Bagaimana posisi keseluruhan usaha anda?
Anda mengevaluasi seberapa jauh pencapaian hasil dari keseluruhan usaha anda. Dengan begitu Anda bisa mengetahui berapa jumlah harta (modal/pendapatan usaha) Anda, berapa jumlah hutang-hutang Anda pada pihak lain, Berapa rata-rata pengeluaran dalam sebulan, dan berapa pendapatan bersih yang diperoleh setiap bulannya. Apakah ada penyimpangan dalam masalah keuangan? Jadi, biasakanlah untuk melakukan pengecekan posisi keuangan usaha Anda setiap saat.
2.  Apakah ada kemajuan atau kemunduran usaha?
Setelah mengetahui posisi keuangan Anda, selanjutnya Anda melakukan evaluasi terhadap kegiatan usaha Anda. Apakah usaha Anda mengalami kemajuan atau kemunduran? Cara mudahnya adalah dengan membandingkan pada saat awal anda menjalankan usaha dengan setelahnya (biasanya dengan jangka waktu pembanding yang waktunya dapat anda tentukan sendiri, misalnya seperti 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun sekali setelah usaha berjalan).
3.  Lakukan langkah perbaikan atau pengembangan
Caranya, berikanlah perhatian pada penjualan yang menurun. Dimana kira-kira letak kesalahannya, sehingga Anda bisa melakukan langkah-langkah efektif untuk mengatasinya, dan bisa segera melakukan ‘penyehatan’ agar usaha Anda kembali berjalan baik. Tetapi apabila kondisi keuangan dan penjualan Anda telah sehat dan mengalami peningkatan, usahakan janglah ‘cepat puas’ dulu. Karena masih banyak sekali yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan usaha Anda lebih tinggi dari pencapaian hasil yang diperoleh pada periode kemarin. Setelah menerima laporan keuangan, Anda harus bersikap tenang dan berpikir melakukan perbaikan (apabila diketahui bahwa usaha mengalami kemunduran) dengan tujuan agar usaha Anda tidak semakin terpuruk. Sedini mungkin Anda harus mencoba mencari langkah yang tepat dalam memperbaiki usaha Anda.
4.  Pikirkan target usaha Anda selanjutnya
Anda dituntut untuk memikirkan ‘target’ selanjutnya dengan upaya Anda melakukan perbaikan atau pengembangan usaha. Coba pikirkan secara cermat, apakah dengan kondisi saat ini Anda ingin mendongkrak penjualan usaha Anda karena angka penjualan mengalami kerugian yang cukup besar? Coba Anda cari peluang target apa yang kira-kira tepat untuk Anda lakukan. Misalnya seperti, Apakah ini saatnya Anda melakukan promosi lebih gencar? Apa sudah waktunya Anda melakukan ekspansi usaha ke tempat lain yang lebih ramai?
2.2. Jenis dan Unsur Evaluasi
Terdapat dua jenis evaluasi yang disarankan untuk dilakukan oleh setiap pengusaha, yaitu evaluasi rutin/berkala dan evaluasi insidentil.
1. Evaluasi rutin/berkala.
Anda bisa melakukan evaluasi bulanan, triwulan, ataupun tahunan. Biasanya yang paling sering dilakukan adalah evaluasi triwulan menyangkut evaluasi kegiatan sehari-hari (seperti pendapatan dan pengeluaran), dan tahunan untuk evaluasi secara lengkap yang mencakup laporan keuangan, persaingan usaha, SDM, dan lain sebagainya. Evaluasi berkala sangat baik manfaatnya, karena dengan adanya evaluasi secara rutin maka masalah-masalah yang timbul bisa lebih cepat diatasi dan peluang untk pengembangan bisa lebih cepat dimanfaatkan.
2. Evaluasi Insidental
Evaluasi secara insidental dilakukan setiap saat apabila (umumnya) terjadi masalah yang dirasakan cukup signifikan pada usaha Anda. Evaluasi seperti ini biasanya dilakukan apabila terjadi masalah atau kemunduran pada usaha. Evaluasi ini sebenarnya kurang baik, karena masalahnya sudah terjadi dan tindakan pencegahan pun sudah tidak bisa dilakukan. Yang terpenting adalah tindakan koreksi. Dengan adanya evaluasi rutin yang baik, diharapkan masalah yang mungkin timbul bisa ditekan sehingga evaluasi insidental ini pun bisa dikurangi.
Adapun unsur-unsur yang perlu dievaluasi antara lain:
1.  Bagaimana kondisi keuangan usaha Anda?
Ini adalah tahap pertama, dimana Anda dapat mengetahui maju mundurnya usaha Anda dan mengukur kinerja usaha Anda melalui evaluasi keuangan.
2.  Bagaimana kondisi pasar bisnis Anda?
Naik turunnya kondisi pasar sangat berpengaruh pada roda usaha Anda. Karena itu Anda tidak boleh melepaskan pandangan Anda dari kondisi pasar. Suatu saat akan terjadi perubahan yang menuntut Anda peka dan mengetahui dengan cepat bagaimana permintaan atau perubahan pasar, untuk segera diantisipasi dan kembali mengikuti selera pasar.
3. Bagaimana dengan pasar usaha sasaran?
Apakah produk Anda sudah sesuai dengan kebutuhan pasar? Indikator kegiatan usaha yang sehat atau berhasil biasanya ditandai dengan tepatnya pemilihan terhadap kebutuhan atau selera, biaya, kenyamanan, dan komunikasi dengan konsumen, serta pemilihan SDM yang tepat.
4.  Bagaimana kemajuan usaha Anda?
Coba Anda tinjau kembali secara berkala (paling sedikit 6 bulan)
5.  Bagaimana tahapan pertumbuhan dan pengembangan usaha Anda?
Bagaimana hasil dari sasaran jangka pendeknya? Apakah ada pencapaian keuntungan dan pertumbuhan seperti yang diharapkan? Bagaimana pangsa pasarnya? Apakah memenuhi target?
6. Bagaimana kepemimpinan Anda?
Apakah Anda stress, atau hilang semangat? Apakah Anda kehilangan visi serta energi yang pernah Anda miliki pada saat pertama kali membuka usaha?


BAB III
METODE PENGEMBANGAN USAHA
3.1. Metode Intensifikasi
Metode intensifikasi adalah serangkan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan usaha melalui peningkatan kualitas secara berkesinambungan dalam upaya mencari peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya, dan mengoptimalkan potensi diri secara penuh guna meningkatkan kinerja bisnis disebut dengan Benchmarking. Strategi ini bertujuan untuk mengukur dan memperbaiki kualitas di tempat usaha Anda. Manfaat benchmarking adalah untuk meningkatkan kualitas secara berkesinambungan, terutama dalam hal pengurangan biaya dan peningkatan kecepatan proses produksi dan pelayanan kepada pelanggan Anda.
Dalam prakteknya, pengukuran benchmarking bermanfaat untuk pengukuran dan pemahaman terhadap kinerja diri Anda dan kinerja orang lain (karyawan). Sedangkan, pelaksanaan benchmarking bermanfaat untuk membuat usaha yang Anda jalankan menjadi lebih baik di masa mendatang (berdampak perubahan, membuka peluang bagi peningkatan kualitas yang diharapkan, dan memberi nilai tambah pada setiap kegiatan usaha Anda). Di lain sisi, Andapun dirasakan perlu ‘introspeksi’ untuk meningkatkan kualitas pribadi Anda, yaitu melalui self learning tanpa bantuan orang lain, serta pengamatan dan mendengarkan hal-hal yang positif dari cara kerja orang lain.
Sebelum melakukan benchmarking, terlebih dahulu evaluasi usaha Anda apakah sudah memiiki:
·  SDM yang bekerja secara Teamwork?
·  Strong SDM?
·  SDM dan fasilitas yang dibutuhkan?
·  SDM yang tepat?
·  Ketrampilan bagi peningkatan kinerja tim/karyawan?
·  Pemimpin yang berkemampuan meningkatkan kualitas dengan biaya minim?
·  Pemimpin yang berpengaruh terhadap tim/karyawan?
·  Manajemen yang berkemampuan melakukan perubahan?
·  Business plan yang bertujuan short and long term?
Setelah melakukan benchmarking, mata Anda setidaknya kini menjadi lebih terbuka untuk melihat gambaran usaha Anda. Kemudian, penting untuk Anda menindaklanjutinya dengan melakukan peningkatan kualitas dan kinerja dalam mengembangkan usaha. Pelaksanaan hal ini perlu dilakukan secara teratur melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.  Perencanaan (Plan)
Langkah awal pemecahan masalah Anda berdasarkan data yang ditemukan di lapangan
2.  Pelaksanaan (Do)
Melakukan sesuatu berdasarkan hasil analisis data yang berasal dari implementasi terhadap usul rencana perubahan usaha Anda secara keseluruhan.
3. Mengecek (Check)
Mengkaji dan melakukan percobaan yang hasilnya disampaikan kepada tim/karyawan Anda sebagai umpan balik untuk meningkatkan kualitas.
4. Mengambil tindakan (Action/control).
Dilakukan untuk menyesuaikan proses berdasarkan percobaan
Langkah-langkah yang dijelaskan diatas sangatlah membantu Anda untuk menjalankan setiap Usaha secara terprogram dan teratur. Anda dapat mengetahui apakah perencanaan anda dapat berjalan dengan sukses dengan melihat hasil pada tahapan action/control. Atau apabila Anda tidak menjumpai kesuksesan, Anda dapat melakukan evaluasi menyangkut kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam tahap proses, yaitu pada tahapan dua dan tiga. Tahap Action/control merupakan cerminan keberhasilan perencanaan dan proses yang dijalankan.
Apabila Usaha Anda mengalami tingkat keborosan dana yang tidak dapat dihindari, maka untuk menguranginya adalah dengan cara bersabar, teguhkan persepsi untuk mengatasi masalah ini dengan mencari jalan keluar yang terbaik, menyamakan persepsi, visi dan misi, dan membuat perencanaan selanjutnya yang lebih baik.
Beberapa kiat yang dpat dilakukan untuk sukses mempertahankan pelanggan antara lain adalah dengan cara :
·         Layani pelanggan Anda dengan sebaik-baiknya,
·         Lakukan riset mendalam mengenai daerah sasaran yang memberi pengaruh bagi kemajuan bisnis Anda sebelum atau sesudah Anda membuka usaha ini,
·         Jaga jangan sampai Anda kehilangan kontak hubungan dengan pelanggan dan mitra kerja Anda,
·         Jaga dan tingkatkan selalu keterampilan dan kemampuan usaha Anda,
·         Beri Alternatif kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan transaksi pembayaran melalui berbagai cara (lewat telepon atau debit ATM)
3.2. Metode Ekstensifikasi
Untuk melakukan pengembangan usaha dalam lingkungan kompetisi yang baru, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berwirausaha, yaitu:
1.    Strategic flexibility
Usaha Anda harus proaktif atau memiliki respon yang cepat dalam menghadapi persaingan Usaha yang tajam dan berubah-ubah sehingga mampu menjawab tantangan yang kompetitif. fleksibilitas yang strategis dari usaha menjadi hal yang wajib untuk menjawab hadirnya ketidakpastian dan dinamika yang tinggi.
2.    Strategic Leadership
Tindakan ini memberikan tujuan, arti, dan arahan usaha Anda. Poin ini berpengaruh sangat besar kepada strategic flexibility.
3.    The Entrepreneurial Competitive Advantages
Usaha Anda dapat membangun competitive advantage dengan menciptakan kompetensi dasar yang tidak dapat ditiru, jarang ada, dan tidak ada substitusinya. Hal ini haruslah berjalan secara dinamis dengan memperhatikan beberapa peluang baru, produk baru, dan pelayanan yang membuat usaha Anda dapat berkompetisi secara efektif (tidak statis)
4.    Human Capital
Salah satu unsur penting kompetensi dasar dapat difokuskan kepada human capital. Pengetahuan yang diperoleh oleh tim/karyawan Anda merupakan investasi penting untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
5.    Entrepreneurial Cooperation and Globalization
Bermain dalam pasar global dan menggunakan strategi bersaing adalah dua kegiatan yang berpengaruh kepada fleksibilitas stratejik melalui penciptaan dan implementasi strategi yangberwawasan entrepreneurship. Salah satu strategi untuk memasuki pasar global adalah mengadakan strategic alliance (kerjasama yang stratejik). Masing­masing partner bekerjasama mengalokasikan modalnya dan bekerjasama saling membutuhkan agar dapat bersaing di pasar global.
6.   Entrepreneurial Culture
Anda perlu menciptakan budaya pembelajaran agar dapat mempertahankan kemampuan bersaing dalam lingkungan kompetisi yang baru. Kebutuhan untuk berinovasi secara terus menerus, penyebaran teknologi yang pesat, dan desakan agar merespon dengan cepat lingkungan yang berubah menjadikan pembalajaran hal yang penting untuk dilakukan.
BAB IV
ANALISIS ASPEK PERENCANAAN PENGEMBANGAN USAHA
Tujuan utama dari suatu usaha adalah memperoleh keuntungan atau laba finansial. Karena itu, penentuan layak tidaknya suatu rencana usaha akan ditentukan oleh perhitungan-perhitungan dalam analisis ekonomis. Apabila analisis kelayakan dilakukan dengan benar dan hasilnya menunjukkan layak untuk dilaksanakan, maka pelaksanaannya jarang mengalami kegagalan. Kecuali analisis kelayakan usaha dilakukan dengan data yang tidak benar dan atau karena adanya faktor- yang tidak terkontrol misalnya terjadi bencana alam.

4.1.            Pembiayaan, Pendapatan dan Penyusutan
Sebelum menguraikan berbagai hal tentang analisis ekonomis perencanaan usaha, perlu terlebih dahulu memahami masalah pembiayaan, pendapatan, dan penyusutan.

a.    Pembiayaan
Untuk mampu menghitung pembiayaan, terlebih dahulu Anda harus memahami pengelompokan dalam pembiayaan.  Biaya dikelompokan menjadi 2, yaitu, biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).
1).        Fixed Cost (biaya tetap), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji dan tunjangan, biaya penyusutan (depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung, bunga kredit, asuransi, pajak perusahaan, dan biaya tak terduga, dan lain-lain.
2).     Variabel Cost (biaya tidak tetap), yaitu biaya yang besarnya berubah sesuai dengan penambahan dari volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: bahan baku, bahan penolong, packing, dan bahan untuk laboratorium, bahan bakar dan pelumas, pajak penjualan, sales promotion, biaya lembur, dan lain-lain.
Selain kedua kelompok pembiayaan diatas, dalam penerapannya masih terdapat pengeluaran pembiayaan lain seperti halnya untuk pengadaan tanah, bangunan, peralatan, maupun pembiayaan lainnya. Sehingga apabila dikelompokan, maka kelompok pembiayaan ini masuk kedalam kelompok Modal Investasi dan Modal Kerja.


1).      Modal investasi, yaitu modal yang dipergunakan untuk keperluan pengadaan atau pembelian fasilitas yang tidak langsung habis pakai, namun apablia akan digantipun dalam waktu relatif lama. Termasuk kedalam kelompok modal investasi adalah: tanah, bangunan, mesin, peralatan pabrik, pembelian lisensi/hak patent, perijinan, pengadaan alat-alat transportasi, peralatan kantor, perabot kantor, instalasi air dan listrik. Ataupun merupakan modal ketrampilan berupa palatihan pegawai, pembiayaan produksi percobaan, biaya perencanaan, dan lain-lain.

2).      Modal kerja, yaitu: modal yang dipergunakan untuk membiayai keseluruhan kegiatan agar usaha berjalan lancar sesuai dengan rencana setelah investasi dianggap memadai. Termasuk kedalam kelompok modal kerja antara lain: bahan baku, bahan penolong, bahan bakar dan bahan pelumas, bahan pembungkus (packing), bahan untuk pembersih air (zat kimia), gaji, lembur, biaya administrasi, dan lain-lain.

b.   Pendapatan
Pendapatan suatu usaha meliputi semua produk atau unsur yang dapat dijual dari kegiatan usaha tersebut. Produk atau unsur yang dapat dijual tidak hanya produk utama, namun dapat juga produk afkiir atau produk ikutan yang dapat berupa limbah. Untuk dapat menghitung pendapatan haruslah mampu menghitung harga pokok per unit dan harga jual.
Perkiraan Laba Perusahaan
-          Harga pokok/unit =   Fixed Cost + Variabel Cost Kapasitas Normal
-          Harga jual = Harga pokok + Biaya Overhead
Biaya Overhead, meliputi :
-             Bahan penolong/pembantu
-             Biaya pemeliharaan
-             Biaya tenaga kerja tak langsung
-             Biaya penyusutan (Depresiasi)
-          Kapasitas Normal, diperkirakan 10% lebih kecil dari hasil yang di ramalkan.
Pada tahun pertama sejak beroperasi komersial misalkan mula­mula perusahaan bekerja dengan kapasitas 50% untuk triwulan pertama, 75% untuk triwulan kedua dan 100% untuk keempat dan seterusnya.
Laba untuk pertama, pajak pendapatan = X%
= (75% ramalan) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok)
Laba untuk tahun kedua dan seterusnya.
= (kapasitas normal) (% pajak) (Harga jual - Harga pokok).

c.    Penyusutan (Depresiasi)
Untuk berjalannya suatu kegiatan usaha diperlukan pengadaan fasilitas kantor, peralatan, gedung ataupun lainnya yang sejenis. Fasilitas-fasilitas tersebut pada waktu tertentu habis masa pakainya karena usang/rusak, sehingga harus diganti. Untuk itu sebelum saatnya diganti, perlu menyisihkan dana setiap bulan untuk pengadaan fasilitas. Sehingga apabila pada saatnya harus diganti, maka telah tersedia fasilitas baru sebagai pengganti yang telah rusak/usang. Bagaimana cara menghitung penyusutan dari fasilitas­fasilitas yang diperlukan, berikut ini beberapa metode menghitung penyusutan fasilitas.

1). Penyusutan secara garis lurus Rumus penyusutan tiap tahun :
Harga Mesin
----------------------- x Rp 1
Umur Mesin
2)      Penyusutan secara prosentase tetap
Cara ini tidak berbeda dengan cara (a) hanya dinyatakan dalam %.

3)      Penyusutan secara Digit Sum of Years Contoh, Umur mesin ditaksir 5 tahun
Penyusutan tahun I =
5
------------------ x (Harga beli – Harga akhir)
(1+2+3+4+5)
Penyusutan tahun II =
4
 ------------------- x (Harga beli – Harga akhir)
 (1+2+3+4+5)
Penyusutan tahun III =
3
----------------- x (Harga beli – Harga akhir)
(1+2+3+4+5)

Penyusutan tahun IV =
2
----------------- x (Harga beli – Harga akhir)
(1+2+3+4+5)
Penyusutan tahun V =
1
----------------- x (Harga beli – Harga akhir)
(1+2+3+4+5)
4)    Penyusutan dengan cara memperhitungkan taksiran hasil pelayanan mesin selama taksiran jangka waktu umurnya.
Contoh:
Umur Ekonomis                           :   N
Harga Pembelian                         :   P
Harga Penjualan                          :   L
Penyusutan setiap tahun              :   1/N x (P-L)

5)    Penyusutan secara dana terpendam (Sinking fund Method)
Rumus: (Harga beli + Harga akhir) x ___i     - 1
             (i+i)N
i    = Bunga yang berlaku di Bank
n   = Umur mesin
Contoh :

Harga beli mesin  : Rp.5.000.000,-
Umur taksir        : 5 tahun
Harga akhir setelah 5 tahun RP. 800.000,-

Penyusutan tahun I
(Rp. 5.000.000,- - Rp. 800.000,-) x _i__ - 1
       (i+i)
Penyusutan tahun II
(Rp. 5.000.000,- - Rp. 800.000,-) x __i - 1
   (i+i)2
Penyusutan tahun III
(Rp. 5.000.000,- - Rp. 800.000,-) x __i _- 1
    (i+i)3
4.2.     Menilai Kelayakan Usaha
Untuk menilai apakah suatu usaha yang direncanakan layak (feasible) atau tidak dilaksanakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui analisis ekonomis/finansial. Ada beberapa kriteria yang umumnya digunakan, kriteria tersebut diantaranya adalah net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan net benefit cost ratio (Net B/C). Berikut penjelasan secara singkat.

1).   Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang. Adalah alat analisis untuk melihat nilai uang sekarang apabila dinilai dikemudian hari. Metode ini yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari proceeds/hasil yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu. Selesih antara present value dari keseluruhan proceeds/hasil dengan present value dari pengeluaran modal dinamakan nilai sekarang netto (net present value).
Apabila jumlah present value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar dari pada present value dan investasinya, berarti nilai present valuenya positif. Ini artinya investasi tersebut dapat diterima. Namun sebaliknya, usulan investasinya dapat ditolak apabila nilai present valuenya negatif. Dengan kata lain, jika NPV > 0 maka usaha yang direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika NPV < 0 maka jenis usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
2).   Internal Rate of Return (IRR)
Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembalian dari investasi. IRR menunjukan tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV sama dengan nol.

Besarnya harga IRR dapat dihitung dengan interpolasi dari harga Present Value (PV) dari bunga yang berbeda Misalnya i : 20% dan i = 25%.
Rumus : Present Value (PV) = F (F/P, i, n)
di mana         F = investasi
i = bunga uang n = umur proyek
Harga : (F/P, i, n) dapat diperoleh/dilihat pada tabel bunga.
Rumus yang digunakan adalah :
P2 – P1
IRR = P1 + C1 ----------
C2 – C1
Keterangan
P1       = tingkat bunga ke 1
P2       = Tingkat bunga ke 2
C1       = NPV (+)
C2       = NPV (-)
Kriteria penilain melihat hasil tingkat bunga bank. Jadi, jika nilai perhitungan IRR > dari . tingkat bunga bank, maka usaha yang direncanakan atau yang diusulan layak untuk dilaksanakan, dan jika sebaliknya usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
3). Net B/C
Analisis net B/C merupakan perbandingan antara presen value dari arus kas bersih dengan present value investasi yang dikeluarkan. Bnet B/C sering juga disebut sebagai profitability indeks. Kriteria penilaian dilakukan sebagai berikut: jika net B/C .>. 1, maka usaha yang direncanakan layak untuk dilaksanakan, dan jika net B/C < 1 maka usaha yang direncanakan tidak layak untuk dilaksanakan.
4). Break Even Point (titik pulang pokok)
BEP, yaitu suatu keseimbangan di mana pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga perusahaan yang bersangkutan pada tingkat omzet dan biaya-biaya tersebut di atas tidak memperoleh laba maupun rugi.





PENUTUP

Modul ini hanyalah merupakan bahan bacaan sebagai pengantar pemahaman aspek-aspek perencanaan pengembangan usaha bagi wirausahawan muda.  Materi yang disajikan sangat umum dan dangkal, namun sebagai pengantar dapat dianggap memadai. 
Semoga modul ini bermanfaat.  Terimakasih...!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar